9NeDh8uERosNqKvka8v3KqayvY0KFyzNtMxCk41H
Bookmark

Filsafat : Metode Historis dan Metode Kritis


Lalu ahmad, jika anda mencari artikel tentang Metode Historis dan Metode Kritis, Jika iya? Anda berada di blog yang super tepat. Karena pada kesempatan ini aku akan membagikan artikelnya yang mudah dimengerti dan yang pastinya singkat.

Berikut penjelasannya :

Metode Historis

Metode Historis adalah cara mempelajari filsafat berdasarkan urutan waktu, perkembangan pemikiran filsafat yang telah terjadi sejak kelahirannya sampai saat ini, sepanjang dapat dicatat dan memenuhi syarat-syarat pencatatan serta penulisan sejarah. (Sutardjo, 2007:16).

Pendekatan ini dapat dilakukan dengan membicarakan tokoh demi tokoh menurut kedudukannya dalam sejarah, misal dimulai dari membicarakan filsafat thales, membicarakan riwayat hidupnya, pokok ajarannya, baik dalam teori pengetahuan, teori hakekat, maupun dalam teori nilai.

Lantas dilanjutkan dengan membicarakan anaximandros, misalnya lalu, lalu Socrates, lalu rousseau, lantas kant, dan seterusnya sampai tokoh-tokoh kontemporer. Tokoh dikenalkan, kemudian ajarannya. Mengenalkan tokoh memang perlu karena ajarannya biasanya berkaitan erat dengan lingkungan, pendidikan, kepentingannya.

Dalam menggunakan metode Historis dapat pula ditempuh cara lain, yaitu dengan cara membagi babakan sejarah filsafat. Misalnya mula-mula dipelajari filsafat kuno (ancient phylosophy). Ini biasanya sejak Thales sampai menjelang plotinus, dibicarakan tokoh-tokohnya, ajaran masing-masing, ciri umum filsafat periode itu. Kemudian para pelajar menghadapi filsafat abad pertengahan (middle phylosophy), lalu abad filsafat modern (modern phylosophy).

Variasi cara mempelajari filsafat dengan metode historis cukup banyak. Yang pokok, mempelajari filsafat dengan menggunakan metode Historis berarti mempelajari filsafat secara kronologis. Untuk pelajar pemula metode ini baik digunakan. (Ahmad Tafisr, 2005:20).


Metode Kritis

Metode Kritis digunakan oleh mereka yang mempelajari filsafat tingkat Insentif. Pelajar haruslah sedikit banyak telah memiliki pengetahuan filsafat. Pelajaran filsafat pada tingkat sekolah Pascasarjana sebaiknya menggunakan metode ini. Disini pengajaran filsafat dapat mengambil pendekatan sistematika ataupun historis. 

Langkah pertama ialah memahami isi ajaran, kemudian pelajar mencoba mengajukan kritiknya. Kritik itu mungkin dalam bentuk menentang atau dapat juga berbentuk dukungan terhadap ajaran filsafat yang sedang dipelajari. Ia mengkritik mungkin dengan menggunakan pendapatnya sendiri ataupun dengan menggunakan pendapat filosofis lain. (Ahmad Tafisr, 2005:21).

Penutup

Demikianlah artikel yang berjudul Filsafat : Metode Historis dan Metode Kritis, Semoga bisa bermanfaat ya. Akhir kata sampai jumpa di artikel pengetahuan lainnya. Terimakasih!